Autokorelasi merupakan persoalan yang dapat menjadi tantangan serius karena akan mempengaruhi akurasi dan validitas hasil analisis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kita akan membahas mengenai panduan uji autokorelasi menggunakan SPSS dengan metode Durbin Watson.
Mengapa metode Durbin Watson? Karena Durbin Watson adalah teknik yang berguna untuk mendeteksi dan mengatasi masalah autokorelasi. Mari, langsung saja kita lihat penjelasannya di artikel berikut.
Pengenalan dan Panduan Uji Autokorelasi Menggunakan SPSS
Sebelumnya, perlu kalian ketahui bahwa autokorelasi hanya diujikan pada data bersifat time series yang memiliki pola urutan baku antar pengamatannya. Umumnya terjadi karena data suatu periode terpengaruh oleh data periode lainnya. Contohnya, seperti nilai tukar rupiah hari ini terpengaruh oleh nilai tukar rupiah hari sebelumnya.
Jadi, pengertian autokorelasi sendiri ialah keadaan dimana terdapat adanya korelasi antar nilai residual dari model regresi pada interval waktu yang berbeda. Hal ini mengakibatkan parameter estimasi menjadi tidak konsisten kemudian menyebabkan terjadinya kesalahan pada hasil analisis.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mendeteksi dan mengatasi masalah autokorelasi dalam analisis statistik. Dengan salah satu metode yang banyak orang gunakan, yaitu Durbin Watson.
Tentang Durbin Watson
Durbin-Watson adalah metode statistik yang digunakan untuk mengukur autokorelasi residual dalam model regresi. Autokorelasi terjadi ketika residual (selisih antara nilai aktual dan prediksi) dari model regresi pada satu waktu berkorelasi dengan residual pada waktu lain. Durbin-Watson statistic membantu mengidentifikasi apakah ada pola dalam residual yang mungkin menunjukkan masalah dengan model.
Statistik Durbin-Watson memiliki rentang nilai antara 0 hingga 4:
- • Nilai mendekati 2 menunjukkan bahwa tidak ada autokorelasi, yaitu residual tidak saling berkorelasi.
- • Nilai di bawah 2 menunjukkan autokorelasi positif, di mana residual yang lebih besar cenderung diikuti oleh residual yang lebih besar pada waktu berikutnya.
- • Nilai di atas 2 menunjukkan autokorelasi negatif, di mana residual yang lebih besar cenderung diikuti oleh residual yang lebih kecil pada waktu berikutnya.
Dengan demikian, Durbin-Watson statistic memberikan informasi penting tentang kesesuaian model regresi dalam hal adanya pola dalam residual, yang dapat mempengaruhi validitas hasil model.
Panduan Lengkap Uji Autokorelasi dengan SPSS
Berikut adalah langkah-langkah untuk melakukan uji autokorelasi menggunakan SPSS dengan metode Durbin Watson:
1. Identifikasi Variabel
Kalian siapkan dahulu data dengan variabel terikat dan bebas yang akan diuji pada aplikasi SPSS. Setelah data yang ter-import sudah terbuka pada program SPSS, klik “Variable View”.
2. Analisis Durbin Watson
Kemudian buka menu “Analyze,” pilih “Regression,” lalu “Linear Regression”. Isikan variabel terikat dan bebasnya pada kolom yang sesuai.
3. Statistik Durbin Watson
Pada kotak analisis regresi, centang opsi “Durbin Watson Statistics” untuk mendapatkan nilai hitung Durbin Watson. Setelahnya kalian tekan tombol “Continue”.
4. Hasil Pengujian
Terakhir klik “OK,” lihat output hasil analisis SPSS. Hasil nilainya akan terlihat dalam tabel summary.
Tidak sulit bukan langkah melakukan uji autokorelasi menggunakan SPSS? Pasti kalian bisa dengan mudah melakukannya, asal sesuai dengan panduan di atas. Semoga artikel ini membantu.
Baca Juga :
Penjelasan Software Lisrel Secara Detail, Pengolahan Data Kompleks