“Kamu kok bisa ngomong seperti ini, datanya mana?” kalimat yang sering kita dengar, yang sering dilontarkan para akademisi. Jawaban bagi orang awam tentunya akan menjelaskan persespektif yang dimilikinya. Sebagian yang sedikit pandai mengelak akan beretorika menjelaskan bahwa “pengalaman empiris yang didapat dari lingkungan, media, dan teks-teks yang dibaca kemudia terekam dalam pikirannya adalah data” . Tetapi hal tersebut akan hanya dijadikan sebuah asumsi, dan pernyataan yang banal dalam penelitian.
Tentu saja otak kita terisi dengan banyak informasi dan data yang didapat dari panca indra yang kita miliki. Untuk menjelaskan sebuah pernyataan, tidak boleh secara ujuk-ujuk berpendapat begitu saja. perlu adanya penjabaran tentang apa yang terjadi sebelumnya, darimana informasi yang didapat, terpercaya atau tidak. Kemudian barulah kita dapat berbicara tentang pendapat kita, dugaan kita, ataupun analisis kita.
Meskipun apa yang kita lontarkan adalah merupakan hasil data dari otak kita, tetapi informasi yang kita tangkap atau terima belum tentu benar, atau disepakati orang lain. Karena apa yang kita anggap hal tersebut benar, belum orang lain meyakini pandangan kita benar. Bisa jadi pernyataan yang langsung kita lontarkan justru yang salah. Seperti halnya pernyataan bahwa “kenyataan hidup tak seperti teori” pernyataan tersebut seperti terlihat benar, tetapi sebenarnya belum tentu. Bukan teori yang salah, kemudian tidak sesuai dengan kehidupan kita. Tetapi patut diduga bahwa refrensi teori yang dimiliki minim, sehingga tidak sesuai dengan kehidupan kita. Teori bisa menjadi benar ketika situasi dan kondisinya juga relevan. Untuk itulah perlu adanya penyampaian data dari yang kita dapat terlebih dahulu, sehingga pernyataan yang kita sampaikan dapat dipahami orang lain. Sehingga dalam penelitian data itu sangat penting, untuk meminimalisir bahwa yang kita sampaikan bukan asumsi belaka atau opini.
Dalam KBBI (Kamus besar bahasa Indonesia) data merupakan keterangan yang benar atau nyata yang dapat menjadi sebuah kajian (analisis atau kesimpulan). Beberapa ada yang menjelaskan bahwa data merupakan sebuah catatan atas kumpulan sebuah fakta atau realitas sosial. Jika ditelisik dari bahasa, data berasal dari “datum” yang dalam bahasa Yunani berarti kumpulan fakta. Pada bahasa inggris data bersifat majemuk, tidak ada istilah “datas” untuk menggambarkan banyak data. Pada aktivitas sehari-hari, data menjadi suatu pernyataan yang diterima secara orginal atau apa adanya. Pernyataan tersebut adalah hasil dari sebuah pengukuran atau pengamanatan terhadap sesuatu, yang menghasilkan sebuah, angka, kata-kata, atau citra.
Data dalam Penelitian Ilmiah
Penelitian memiliki banyak maksud dibelakangnya, tergantung apa motif dan kepentingan sang peneliti melakukan penelitian tersebut. Tetapi tujuan penelitian dapat dikerucutkan menjadi 3 hal pokok yang mendasariadnaya penelitian. Yang pertama Eksploratif, penelitian bertujuan menemukan pengetahuan baru yang belum ada sebelumnya. Kedua yaitu Verifikasi,penelitian memiliki tujuan untuk menguji teori yang sudah ada, sehingga penelitian tersebut dapat memperkuat atau justru malah melengserkan teori yang sudah mapan. Ketiga yaitu Development, maksud dari pelaksanaan penelitian adalah untuk mengembankan penelitian yang sudah ada.
Ketika merumuskan sebuah tujuan penelitian, tentunya kita harus berpatokan pada rumusan masalahnya terlebih dahulu. Tujuan penelitian akan terjawab ketika rumusan masalah yang berbentuk deskriptif, komparatif dan asosiatif pada rumusan masalah sudah jelas. Sehingga penelitian memerlukan sebuah dasar analisis dan konstruksi yang dilakukan secara sistematis. Bukan hanya itu saja, penelitian juga menggunakan metodologis dan konsisten. Sehingga menurut Soejono Soekanto, tujuan dari penelitian untuk dapat mengungkap sebuah kebenaran sebagai salah satu manifestasi keinginan manusia untuk mengetahui apa sesungguhnya sedang dihadapi.